Jadi, ehem. Uhuk. Akhir bulan mei
di tahun 2014 ini, ada libur tuh di hari selasa dan kamis. Dari jauh hari, kita
sudah merencanakan untuk pergi jauuh banget karena ini adalah long holiday! Ga jauh-jauh amat sih, cuma sampai daerah Jawa Timur. Berawal dari kata
‘kangen Semeru’ dan akhirnya kita memutuskan ke Gunung Lawu. Hihi. Ga nyambung ya
? Iya. Sepanjang waktu mendekati hari H, terhembus kabar kalau ke Semeru mesti
daftar online, pengurusan dan berbagai macamnya ribet. Lagipula, persiapan
kita juga kurang. Akhirnya, kita memutuskan pergi ke Lawu karena
sebelumnya kita membeli tiket ke madiun untuk singgah sebentar ke Ponorogo
*tanya dong kenapa singgah ke Ponorogo* *uhuk*. Jarak dari Ponorogo ke Lawu
tidak begitu jauh. Dengan mengendarai motor, kita sampai di kaki gunung dalam
waktu kurang dari 2 jam. Jangan khawatir untuk menggunakan motor, banyak tempat
penitipan motor dan juga jangan pada takut kelaparan sebelum nanjak karena di
sana banyak yang berjualan makanan :D
Pukul 09.30 kita mulai trekking.
Oiya, untuk memasuki Gunung Lawu, per orang dikenakan biaya Rp 5.000,-. Kita
trekking dari Cemoro Kandang. Dalam waktu 1 jam kita sampai di Pos 1. Trekking
menuju pos 1 tidak terlalu sulit. Hanya jalanan datar dan sedikit tanjakan.
Begitu juga pos 1 menuju pos 2, hanya memakan waktu 1 jam. Ketika trekking dari
pos 2 ke pos 3, kita memakan waktu terlalu lama untuk beristirahat dan
mengobrol sehingga saya tidak terlalu menghitung lamanya waktu sampai di pos 3.
Yang agak sulit itu perjalanan dari pos 3 ke pos 4. Jalanan berbelok. Namun,
ada bagian tengah jalan memotong yang agak curam. Kita mengambil jalan itu agar
tidak terlalu banyak memutar. Tapi, trek tsb sangat menguras tenaga. Tiap
selesai 2 tanjakan, kita istirahat hampir 5 menit. Rasanya agak jengkel menuju
pos 4. >…< Tapi, sesampainya di pos 4, seneng banget. Ada spot bagus buat
foto dengan judul ‘negeri di atas awan’.
Negeri di Atas Awan |
Kalau sudah melewati pos 4,
penderitaan sudah berakhir. Hihi. Perjalanan dari pos 4 menuju pos 5 tidak
seterjal sebelumnya. Bahkan banyak jalanan datar. Berhubung Lawu terkenal
dengan adanya warung Mbok Yem, kita tidur di warung tsb. Lawu itu gunung untuk
“bermanja”. Ga perlu bawa tenda, logistik, yang penting minuman dan cemilan
selama trekking mesti disiapkan. Malam itu bisa saya nobatkan sebagai malam
terhangat selama tidur di gunung. :P tapi tetap jangan lupa bawa sleeping bag
dan matras untuk kenyamanan pribadi.
Paginya, kita memburu sunrise.
Tidak terlalu jauh dari warung Mbok Yem untuk menuju puncak. Dengan berjalan
selama setengah jam, kita sudah sampai di puncak. Sayang, sunrise tertutup oleh
kabut. Setelah jam 7 pagi, kabut mulai hilang digantikan dengan pemandangan
yang sungguh luar biasa. Bahkan, semeru pun terlihat dari Puncak Lawu. Trekking
unyu kita selama 8 jam kemarin terbayarkan dengan indahnya pemandangan pagi
itu. :D
Sunrise berkabut |
Pukul 09.00, kita turun lewat jalur Cemoro Sewu. Lebih terjal dan lebih cepat sampai bawah. Yah,
walaupun pada akhirnya tetap memakan waktu 4 jam untuk sampai di pos awal
pendakian. Hihi. Jalur ini dari awal sampai akhir penuh dengan batu-batu. Jika
salah langkah, dengkul yang menjadi korban. Jalur ini agak mirip
Jalur gunung Gede via Cibodas tapi tidak serapi jalur Cibodas. Kalo kalian ingin
ada tantangan untuk menaiki Lawu, silahkan melewati trek ini. Dijamin ‘seru’! hihi.
Terima kasih Mas Rakha, yang sudah mau menemani saya trekking ke Gunung Lawu
dan mendengar celotehan saya selama trekking. Lope you :3
Tebak ini di Pos berapa ? :p |
Terima kasih Lawu untuk kenangan
baru, teman-teman baru dan cerita baru :D