Body Rafting Green Canyon Pangandaran

Tidak perlu diragukan lagi keindahan Green Canyon yang terdapat di Desa Kertayasa ini. Alamnya yang begitu indah dan arusnya yang sungguh liar memiliki pesona tersendiri di kalangan para pejalan.
Wisata yang terdapat tidak jauh dari Jakarta ini, selalu ramai dikunjungi oleh warga Bandung dan Jakarta tiap weekendnya. Jadi, kalau kalian ingin datang ke sini ketika sepi, datanglah ketika weekday. Ketika saya ke sana, sudah terdapat sekitar 150 orang yang mengunjungi green canyon.

Setelah 7 jam perjalanan dari Jakarta, akhirnya sampai juga kami di Desa Kertayasa. Sesampainya di sini, kami disuguhi nasi goreng + teh manis dari operator yang akan membawa kami nanti mengarungi Green Canyon.

Selesai rehat dan sarapan, kita bersiap-siap untuk nyemplung ke dalam air. Banyak dari teman saya yang mengganti baju menjadi celana pendek dan baju u can see. Saran saya, justru di sini gunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh dan gunakan pakaian yang bahannya kuat misalnya bahan jeans. Selesai body rafting, banyak teman saya yang kaki dan tangannya luka kena goresan jeram. Saya yang seluruh badan menggunakan celana jeans dan pakaian tertutup, tidak ada terkena goresan sedikit pun.

Dari tempat bersantap tadi, kita menggunakan mobil bak terbuka menuju tempat body rafting. Sekitar 20 menit, sampailah kita di tempat anak tangga yang akan kita turuni sekitar 200 meter. Dari sinilah, kita akan mulai berpetualangan.

Dari awal nyebur ke dalam sungai, kita sudah dapat melihat keindahan alam yang berada di sungai ini. Tebing-tebing tinggi, lumut hijau, dahan pohon yang menutupi matahari, semua serba eksotis di green canyon. Di tambah dengan petualangan seru mengikuti arus, berenang, naik turun batu dan menghindari jeram yang hanya terdeteksi oleh mas guide-nya. Benar-benar petualangan!

Beberapa hal yang harus kita jaga ketika di sini yaitu kamera, kacamata dan mulut. Akan sulit menemukan kamera bila ia sudah jatuh ke dalam sungai karena arusnya yang begitu kencang, begitu pula kacamata. Bersyukur saya menggunakan jilbab, sehingga kacamata saya tidak mudah lepas. Beberapa teman saya, walaupun kacamatanya sudah diberi karet penyambung, tetap mudah lepas. Dan terakhir, di sini adalah alam, jangan berkata kotor, kita tidak tahu ada makhluk tidak kasatmata yang tinggal di sini.

Jeram Blender
Selama rafting, kita akan menemui arus yang cukup deras, tebing yang akan kita loncati dan batu yang akan kita jejaki. Sebenarnya, tidak masalah terbawa arus, hanya saja ada jeram yang cukup tinggi namun tertutup oleh derasnya air yang akan melukai anggota tubuh kita. Sebaiknya, dengarkan kata guide bila tidak ingin banyak hansaplast tertempel setelah rafting. Dan ada 2 tebing yang akan kita lompati. Tebing pertama tingginya 7 meter dan tebing kedua atau yang biasa disebut batu payung tingginya 5 meter. Saya yang (sok) berani melompat dengan santai di tebing ketinggian 7 meter dengan santai. Tapi, sedetik sebelum jatuh ke sungai, mulai muncul perasaan takut. Haha. That’s really scare. Pastikan ketika jatuh ke air, kaki duluan yang menyentuh air. Waktu saya loncat, pantat duluan yang menyentuh air, dan setelah itu meninggalkan lebam yang cukup lama. Dan pastikan juga, jangan jatuh dengan perut dulu, akan ada kemungkinan muntah bila loncat dengan ketinggian tsb.

Green Canyon
Di akhir perjalanan, kita akan bertemu dengan tempat yang sesungguhnya dinamakan Green Canyon. Seusai menaiki batu yang sangat tinggi, kita akan menemukan tempat ini. Disinilah spot terbaik dari segala yang telah kita lewati tadi. Di sini juga ada namanya jeram blender. Sangat berbahaya. Bila arusnya lagi deras, kita tidak diperbolehkan masuk dan merasakan jeram tsb.

Selesai body rafting, kita akan dijemput perahu kecil untuk menuju tempat pertama kali kita dibawa oleh mobil pick up. Sampai di sana, kita mandi sambil menunggu makan siang disajikan. Selanjutnya, kita ke homestay dan menunggu esok datang untuk kembali ke Jakarta. Terima kasih Dolan Karo Konco (DKK) tour & travel ^.^


credit by : Rakha Siswara

No comments:

Post a Comment