Another Story of Papandayan

Setelah sebelumnya pergi ke Gunung Papandayan, kali ini saya berangkat bersama pacar ke Papandayan. :3 Berhubung hari Senin, tanggal 31 Maret libur, kita menggunakan hari Sabtu dan balik Minggu agar Seninnya kita bisa istirahat dengan puas.

Awalnya, kita berencana untuk camping di Papandayan, namun karena masalah waktu dan persiapan yang kurang, akhirnya kita memutuskan untuk tektok. Hari sabtu malam ,kita berencana untuk ke kampung rambutan menggunakan taksi. Ternyata, Om nya Rakha menawarkan diri untuk mengantar kita ke Pasar Rebo. Alhamdulillah, makasih Om. :D

Selanjutnya, kita menunggu bus jurusan Jakarta-Garut. Namun, karena Long weekend, bus jurusan Garut selalu penuh ketika sampai Pasar Rebo. Kita kemudian memutuskan untuk pergi ke Kp.Rambutan mengambil bus jurusan Kp.Rambutan-Garut. Jangan khawatir untuk ketinggalan bus ke Garut karena bus ini stand-by 24 jam. Jadi kalo knek nya teriak, “Bus akhir ke Garut.” Jangan pernah percaya. :p

Waktu telah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Kita sampai di Terminal Guntur, Garut pukul 05.30. Selesai sholat shubuh, kita mengambil angkot ke Cisurupan. Setelah 45 menit, sampailah kita di Cisurupan. Di sana, kita membeli makanan untuk persiapan trekking nanti. Di dekat pasar, ada yang jual nasi kuning dan ayam -saya suka ayamnya, enak :3- Setelah packing, kita lanjut naik ke atas menggunakan ojek. Awalnya sih kita berencana mau naik mobil pick up, namun berhubung saya belum pernah naik ojek ke atas dan Rakha pun juga prefer milih ojek, yaudah kita ke atas naik ojek deh. Seru! Sensasinya beda :p Kalo naik pick up, beberapa kali kita mesti turun dari pick up karena mobil tidak kuat naik ke atas. Kalau naik ojek, kita ga perlu turun ketika tanjakan, tapi ketika masuk lubang dan jalan licin, ya mesti turun juga. Tapi naik ojek jauh lebih cepat dibanding naik mobil pick up.

Sampai di atas, kita istirahat sebentar dan lanjut trekking. Papandayan itu dari awal trekking hingga mencapai Tegal Alun. Di awal, kita disungguhi pemandangan serba putih dari kawahnya, kemudian melewati hutan mati –yang kata orang-orang bagus buat foto pre-wed :3 dan Tegal Alun, lapangan edelweis. Hihi. Cukup memakan waktu 7 jam untuk tektok Gunung Papandayan dan itu pun termasuk berleha-leha di hutan mati dan tidur-tiduran di Tegal Alun. Berhubung ini yang ketiga kalinya saya ke Papandayan, jadi udah pro buat tunjukin jalurnya *boong ding, pas turun sempet nyasar.*


Kita sudah tiba lagi di pos sebelum pendakian ketika magrib. Malam itu sangat ramai. Banyak mobil pick up yang akan mengangkut pendaki turun. Bersyukurlah kita saat itu karena biasanya sudah tidak ada pick up yang stand by ketika malam. Kita mencari truk yang masih bisa kita tebengi untuk mencapai Cisurupan.

Biasanya, setelah sampai Cisurupan kita menggunakan angkot untuk mencapai terminal. Namun, berhubung ketika waktu itu sudah jam 9 malam dan tak ada lagi angkot yang lewat, kita lanjut ke terminal menggunakan mobil pick up. Dari terminal, kita berangkat ke jakarta pukul 00.00. Kok baliknya malam banget ? Karena saya sempat tertidur di mesjid. >,< Pukul 05.00 kita sudah sampai di Kp.Rambutan. Finally! Home. Saatnya tidur, lelah tak bisa lagi ditahan. :D




No comments:

Post a Comment